Just a Blog From Kopites and Interisti: 2011

Saturday 30 April 2011

Green Theory


Dari rata – rata teori yang ada di dalam kajian ilmu hubungan internasional, Green Theory bisa dikatakan sebagai salah satu teori yang paling terbaru. Green politik ini mulai menggeliat di beberapa negara pada tahun 1970-an. Pada saat itu banyak penulis dan pemikir dari Green movements yang berpikir dan mempunyai visi untuk merubah atau merestrukturasi dunia politik.
Eckersley (1992) menyarankan bahwa pendefinisian karakteristik dari Green Theory adalah Ecocentrism –penolakan terhadap sebuah pandangan anthropocentric dimana menempatkan nilai moral hanya pada perasaan manusia dimana juga menempatkan nilai independent di tempat yang lain.
Sementara Dobson (1990) menyatakan bahwa kunci kedua daripada Green Politics adalah argumen mengenai limits to growth tentang krisis lingkungan. Greens menyatakan bahwa pengalaman derajat atau tingkat pertumbuhan ekonomi selama dua abad terakhir berakar kepada krisis lingkungan yang ada saat itu.
Untuk memahami Green Politics, kita harus membedakannya dengan environmentalism. Environmentalism menerima framework mengenai adanya struktur politik, social, ekonomi, dan normative di perpolitikan dunia dan mencari cara untuk memperbaiki masalah lingkungan di dalam struktur tersebut. Sementara Greens memperhatikan strukutur di atas sebagai asal mula daripada krisis lingkungan dan bergulat dimana struktur yang ada perlu dilawan dan dirubah.
Para penulis environmentalism umunya berpijak dan menggunakan pendekatan liberal institutions, dalam hal ini kaum environmentalism memperhatikan perhatian dan respon state-system kepada masalah lingkungan. Sementara Green Theory jauh lebih skeptic terhadap state-system dan struktur yang lain, dimana dapat menjawab respon tersebut. Perbedaan yang bisa dilihat jelas dari environmentalism dan Green Politics adalah antara kritikal dan problem solving theory.



Studi Kasus
Dalam hal ini, adanya kerusakan lingkungan yang terjadi di dunia ini hingga menyebabkan adanya global warming perlu mendapat perhatian lebih. Bila hanya mengandalkan peran pemerintah dan kerjasama dari negara – negara di dunia, maka dipastikan akan membutuhkan perjuangan keras dan waktu yang lama. Yang harus dilakukan adalah memberikan tanggung jawab perbaikan lingkungan kepada daerah masing – masing. Struktur daripada dunia ekonomi dan politik harus diubah sehingga dampaknya tidak merusak lingkungan.
just an ordinary boy

About Me

My photo
Malang, Indonesia
Student of International Relations, Gadget Addict, Want to Know About Anything