Just a Blog From Kopites and Interisti: 2013

Sunday 14 July 2013

Kebijakan Pemblokiran Ponsel (IMEI) Ilegal

Kemaren sempet browsing di salah satu blog seseorang,,dan menemukan suatu berita mengenai adanya kebijakan untuk melakukan pemblokiran terhadap ponsel dengan IMEI ilegal. Setelah guling-guling, saya menemukan sebuah berita mengenai hal tersebut di situs berita merdeka. Adapun berita lengkapnya bisa dilihat sendiri di situs tersebut.....


Menanggapi perihal tersebut, saya hanya bisa geleng-geleng kepala. Mengapa? Karena banyak teman saya yang memiliki ponsel dengan IMEI ilegal (baca : BM). Biasanya produk tersebut berupa ponsel dengan merek blekberri. Ada juga sih yang produk apel kena gigit, tapi sangat jarang saya temui (atau mungkin kolega saya yang memang tidak tertarik dengan apel tersebut).


oh ya, mungkin ada beberapa pihak yang belum mengetahui apa itu IMEI. IMEI merupakan singkatan dari International Mobile Equipment Identity. Bila diistilahkan dalam bahasa Indonesia, IMEI merupakan sejenis nomor serial yang melekat pada sebuah perangkat mobile. Setiap perangkat mobile memiliki IMEI masing-masing dan tidak mungkin sama. IMEI ini bisa ditemukan di dalam perangkat mobile tersebut. Biasanya pada ponsel, IMEI tertera pada kardus (box) dan juga pada stiker di yang menempel di bodi ponsel, kebanyakan di body belakang tempat baterai diletakkan. 

IMEI sendiri merupakan standar internasional yang harus diterapkan setiap produsen perangkat mobile. Setiap perangkat mobile yang dikeluarkan, nantinya akan didaftarkan dimana perangkat mobile tersebut akan dipasarkan. Hal ini digunakan untuk mengawasi peredaran perangkat mobile di suatu negara dan digunakan sebagai data statistik mengenai berapa jumlah perangkat mobile yang dipasarkan di suatu negara. 

Menyinggung berita mengenai akan adanya pemblokiran terhadap ponsel yang memiliki IMEI ilegal tentunya membuat beberapa pihak resah. Namun tak sedikit juga yang diuntungkan. Yang diuntungkan tentu saja distributor ponsel resmi yang memiliki gerai-gerai besar dan yang rugi juga adalah para pedagang konter-konter kecil. 

Pihak operator juga sejatinya akan mengalami kerugian dan keuntungan. Di satu sisi, operator harus menyiapkan dana ekstra untuk melakukan pengawasan ini, walaupun sebenarnya keuntungan yang didapat operator dari industri telekomunikasi selama ini cukup besar. Di satu sisi, operator juga mungkin akan sedikit kehilangan pelanggan, karena adanya pemblokiran terhadap ponsel yang menyebabkan peredaran ponsel akan turun sejenak, meski akhirnya akan kembali naik mengingat kebutuhan akan perangkat mobile terus meningkat setiap tahunnya. 

Yang paling diuntungkan dalam hal ini tentu saja pemerintah. Dengan adanya kebijakan ini, maka segala jenis perangkat mobile yang dipasarkan di Indonesia harus terdaftar. Pendaftaran ini tentunya melalui mekanisme yang ada dan harus membayar pajak yang telah diberlakukan. Apabila kebijakan ini sudah dijalankan, pendapatan dari sektor pajak terhadap perangkat mobile akan meningkat. Secara tidak langsung pula, kebijakan ini akan menaikkan investasi di Indonesia. Mengapa demikian? Karena biasanya pajak akan diterapkan terhadap barang yang diimpor utuh dari luar negeri. Produsen perangkat mobile tentunya akan memiliki pandangan untuk melakukan investasi pembuatan / produksi ponsel mereka di Indonesia. Karena dengan begitu bisa menekan biaya produksi yang nantinya berimbas pada penurunan harga perangkat mobile (lebih murah).

Semoga kebijakan ini cepat terealisasi dan memberikan manfaat bagi pemerintah, operator, vendor (produsen perangkat mobile), dan juga masyarakat yang merupakan rantai akhir (penikmat) perangkat mobile.  SEMOGA

Monday 29 April 2013

Perdebatan Taiwan sebagai Negara atau Provinsi dari China Part II



well....menyambung tulisan daripada Perdebatan Taiwan Part I,,disini akan dijelaskan mengenai status yang penulis ketahui selama membaca referensi yang ada. Setelah pada bagian pertama menjelaskan mengenai perdebatan soal Taiwan dalam hal produk smartphone,,maka disini akan menjelaskan perdebatan Taiwan di dalam status politiknya.

Taiwan merupakan sebuah "negara" yang terletak di bagian tenggara China. Taiwan berada di di perbatasan antara kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara dimana diapit oleh Laut China Timur, Laut China Selatan dan Laut Filipina. Taiwan memiliki luas wilayah sebesar 36 ribu meter persegi, dengan luas daratan sebesar 32 ribu kilometer persegi sementara luar perairannya mencapai 4 ribu kilometer persegi. Beribukota di Taipei, nama resmi dari Taiwan hanyalah Taiwan.

Taiwan sendiri mulai ditemukan oleh dunia barat ketika para pelaut Portugis mendapati pulai ini tatkala akan melakukan perjalanan mencari rempah-rempah menuju Jepang. Pelaut Portugis ini kemudian menyebut pulai dengan nama "Ilha Formosa", yang berarti Pulau yang Indah. Formosa inilah yang kemudian menjadi nama lain dari Taiwan dan sering digunakan pihak Barat untuk menyebut Taiwan. 


Sunday 28 April 2013

Perdebatan Taiwan sebagai Negara atau Provinsi dari China Part I





Akhir2 ini,sering ditemui perdebatan mengenai status Taiwan. Apakah itu meruapakan sebuah negara atau merupakan bagian dari negara China? Saya tertarik untuk menulis isu ini, dikarenakan sering tersenyum sendiri tatkala melihat komen-komen di forum, terutama forum mengenai smartphone, yang mempertanyakan apakah taiwan itu sebuah negara atau cuman provinsi dari China. Terasa aneh ya...forum membahas sma
rtphone kok malah bahas negara...setelah ditelusuri, ternyata mereka berdebat soal Pocin alias Ponsel China. Mengenai Analisa Perdebatan Secara Politik, silahkan klik http://ibramz.blogspot.com/2013/04/perdebatan-taiwan-sebagai-negara-atau_29.html
Ceritanya diawali dari sebuah posting mengenai komentar CEO HTC (salah satu produsen smartphone high end) yang mempertanyakan kualitas casing daripada smartphone yang baru dirilis oleh seterunya sesama produsen smartphone, Samsung, yaitu Samsung Galaxy S IV. Nah, yang menarik bukan dari postingnya, tetapi dari komentar-komentar yang dikirimkan oleh pengguna forum lainnya.

Tabloid PULSA
just an ordinary boy

About Me

My photo
Malang, Indonesia
Student of International Relations, Gadget Addict, Want to Know About Anything